Waktu adalah uang. Waktu adalah pedang. Waktu adalah Ilmu. Demikian beberapa ungkapan yang menggambarkan betapa pentingnya menghargai waktu.
Time is money. Ungkapan itu pernah diungkapkan oleh Ben Franklin pada pertengahan tahun 1970-an. Secara tidak langsung, ungkapan itu diarahkan untuk tujuan penghematan uang dan disiplin waktu, serta memanfaatkan waktu untuk mencapai target yang bisa disebut sebagai “kekayaan”. Sedikit saja menyia-nyiakan waktu maka uang itu akan hilang. Begitu kira-kira pengertian dari ungkapan tersebut.
Sayangnya, tidak begitu banyak orang yang memahami ungkapan tersebut secara rinci. Dari sisi pengertian harfiah saja, kata waktu dan uang sudang memiliki makna dan sifat yang berbeda. Waktu adalah perputaran masa yang selalu bergerak maju, menggerus periode-periode kehidupan manusia tanpa bisa dikompromikan apalagi dicancel. Dalam waktulah manusia menghabiskan seluruh hidupnya, baik di masa lalu maupun masa yang tengah dijalani. Uang atau kekayaan duniawi merupakan alat yang bisa memuaskan kebutuhan hidup manusia yang diciptakan sendiri oleh manusia. Ketika habis, uang bisa dicari lagi. Sedangkan waktu yang hilang atau habis terbuang, tidak akan pernah bisa diganti lagi.
Lalu bagaimana cara kita memahami dan menghargai waktu?
Pertama, kita harus bisa memahami bahwa kekayaan atau uang merupakan bagian dari kehidupan, alat yang berada dalam kisaran waktu. Sedangkan waktu merupakan rentang yang bisa mengukur seberapa besar uang sudah kita habiskan. Kebutuhan dan kepuasan akan uang tidak akan pernah ada habisnya, tetapi waktu akan habis dan tidak pernah kembali. Kalau dikaitkan dengan ilmu alam, uang merupakan sumber daya yang bisa diperbarui keberadaan dan keberlangsungannya, tetapi waktu tidak bisa diperbarui karena selalu bergerak maju. Uang bisa digunakan kapan saja, dihambur-hamburkan sesukanya tanpa rasa tanggung jawab sekalipun. Waktu tidak bisa seperti itu,waktu akan berlalu begitu saja tanpa bisa dikendalikan.
Secara teoritis, semua orang bisa mencari uang dan mencari lebih banyak lagi uang untuk mengganti uang yang sudah dihabiskan. Kata orang tua, uang itu seperti bulu janggut. Walaupun sering dicukur, tetap tumbuh lagi karena manusia selalu punya cara untuk mendapatkan uang. Itulah yang membedakan uang dengan waktu. Filosofinya, sampai kapan pun waktu itu bukan uang, tetapi waktu bisa digunakan untuk mendapatkan uang, dan karena orientasi uang itulah manusia bisa menghargai dan memanfaatkan waktu secara efektif.
Waktu adalah pedang. Sedikit saja kita menyia-nyiakan waktu, maka waktu akan melukai kita.Sebilah pedang mengajarkan manusia untuk disiplin, tangkas, cerdas dan taktis, sehingga kita pandai mengatur dan memanfaatkan waktu. Waktu adalah ilmu yang membuat kita belajar dari setiap kejadian sepanjang perputaran waktu tersebut. Karena itu, dalam Al-Quran Allah SWT mengingatkan bahwa menyia-nyiakan waktu merupakan perbuatan yang merugikan (Al-Ashr, 1-3).
Kedua, kita harus memahami tujuan dari pengaturan dan pemanfaatan waktu. Apakah tujuan dari pengaturan waktu itu hanya untuk uang? Not at all. Tujuan utama hidup manusia, arah dari manajemen waktu bukan uang semata. Waktu memang bisa kita gunakan untuk berbagai kepentingan, bisa kita manfaatkan untuk mengejar impian keberhasilan, tetapi tidak bisa kita kendalikan. Dari setiap perjalanan dan pergerakan waktu hanya ada satu yang penting untuk direalisasikan yaitu pembelajaran atau ilmu. Dari masa lalu, kita belajar banyak melalui pengalaman, belajar dari kegagalan dan kesalahan. Dari masa kini kita belajar tentang penghargaan, pengaturan, pencapaian yang bisa dilakukan untuk hari ini dan masa depan. Untuk masa depan, kita belajar tentang perencanaan, strategi pencapaian dan antisipasi kegagalan. Time is learning mungkin itu padanan yang tepat.
Ketiga, kita harus memahami bahwa waktu mengajarkan kita pilihan. Pilihan untuk mengelola dan memanfaatkannya dengan baik atau justru membuangnya dan membiarkannya berlalu tanpa arti. Menghemat uang bisa menjadi cara cepat dan tepat untuk menjadi kaya. Akan tetapi tidak demikian dengan waktu jika waktu dianalogikan sebagai uang. Untuk meraih suatu keberhasilan, tidak sedikit waktu yang dibutuhkan, tetapi bukan berarti kita selalu membuang waktu tersebut. Sebuah pencapaian memerlukan proses dan pembelajaran, sehingga dalam hal ini kita tidak selalu bisa menghemat waktu. Ada kalanya kita mengorbankan uang untuk membebaskan sedikit waktu. Ada kalanya pula kita meluangkan waktu untuk mendapatkan uang, sekalipun uang bukan tujuan utama. P
Keempat, mempertimbangan, menyelaraskan dan memproyeksikan antara waktu dengan kebutuhan. Time for money, time is learning, sesungguhnya merupakan pilihan untuk menyelaraskan antara waktu dengan uang. Faktor apa yang paling mendukung, paling bermanfaat dan paling dibutuhkan di suatu saat merupakan inti dari keselarasan tadi, dan memproyeksikan waktu untuk masa kini dan masa depan merupakan hal penting.
Kelima, bersabar dan tetap berikhtiar dalam menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Banyak orang yang gagal meraih sesuatu karena tidak sabar dalam menggunakan waktu dan mengefektifkan waktu, sehingga tidak mampu memproyeksikan dan memanage waktu yang dimiliki. Seringkali orang terfokus kepada masa depan. Waktu yang dimilliki sekarang habis digunakan untuk memproyeksikan rencana-rencana dan strategi di masa depan. Masa kini yang semestinya dijalani sepenuh hati terlewati begitu saja, tidak bisa dinikmati dan terburu-buru ingin mewujudkan masa depan yang belum pasti.
Karena itulah, waktu adalah ilmu dan pembelajaran. Pembelajaran mengenai banyak hal untuk sampai kepada tujuan. Pembelajaran mengenai perputaran waktu, pembelajaran mengenai percepatan dan ketepatan. Untuk mencapai tujuan terkadang perlu dilakukan perlahan-lahan, sistematis dan terorganisir. Slow but sure. Upaya mencari jalan pintas dengan menerobos waktu mayoritas berakhir dengan kegagalan. Time is rhyme. Dengan mengikuti alur irama waktu, akan menyadarkan kita tentang seberapa waktu yang kita butuhkan untuk bisa mencapai tujuan. Jika kesadarna itu tumbuh, maka kita akan menjalani waktu itu dengan kegembiraan.Insya Allah.
Time may be for money, but time is learning.