Make it simple, begitu kata orang-orang bijak. Sesuatu yang sederhana umumnya lebih bisa dipahami banyak orang, sehingga substansinya lebih cepat sampai dan diterima. Kesederhanaan merupakan energi sekaligus kekuatan dalam menyelesaikan sesuatu yang dianggap rumit. Mungkin itu juga sebabnya dalam Matematika ada penyederhanaan. Yang jelas, menyederhanakan persoalan bukan berarti menyepelekan atau menganggap sebuah persoalan tidak penting untuk diatasi.
Untuk membuat masalah yang dihadapi menjadi lebih sederhana, mungkin beberapa tips berikut bisa dicoba.
Pertama, belajar berpikir sederhana. Orang yang berpikir sederhana, biasanya memandang persoalan dari sisi yang paling utama. Tidak mendramatisasi suatu persoalan, sehingga substansi dan fokus utamanya menjadi kabur dan penanggulangannya menjadi tersendat-sendat bahkan tidak selesai. Persoalannya tidak sederhana, seringkali pernyataan itu dilontarkan oleh orang yang sedang merasa memiliki banyak masalah. Persoalan dan situasi yang dihadapi mungkin tidak sederhana, tetapi cara berpikir kita tidak harus ikut-ikutan kusut dan ribet.
Kedua, belajar memahami inti masalah dengan cermat dan tenang. Tidak setiap masalah harus diketahui dulu penyebabnya dan baru diatasi. Misalnya, ketika saluran air tersumbat karena sampah, mengomel dan mengeluhkan orang yang buang sampah sembarangan bukan langkah yang tepat. Apapun penyebabnya, saluran tersebut harus dibersihkan terlebih dulu, baru akar penyebabnya diselesaikan. Penyelesaiannya pun akan lain, jika masalah yang dihadapi menyerupai benang kusut. Tentu harus dirunut penyebabnya, hingga ditemukan titik terang dalam mengurai benang itu. Ketenangan juga berkaitan dengan kesabaran dan good timing. Tidak setiap masalah bisa diselesaikan dengan cepat. Tergesa-gesa dan sikap emosional berlebihan jusru bisa menimbulkan masalah bertambah parah. Dalam kenyataannya, mengurai benang kusut pun tidak akan selesai jika pikiran dan perasaan kita tidak tenang, ikut-ikutan kusut.
Ketiga, belajar memahami situasi dan kondisi. Sebetulnya, persoalan sederhana dan tidak sederhana dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang mendukungnya. Seringkali masalah sederhana menjadi rumit karena banyaknya orang yang mengintervensi, memperkeruh suasana dan mengacaukan kondisi pikiran juga perasaan kita. Yang tidak kusut menjadi kusut, dan yang kusut menjadi semakin kusut. Jika pikiran kita tenang, kita bisa menemukan solusi yang baik tanpa melibatkan banyak orang untuk menyelesaikannya. Jangan membuat rumit situasi dan persoalan yang sebetulnya simple. Setiap orang bisa memberikan saran atau solusi, tetapi keputusan akhir tetap ada di tangan kita.
Sebaiknya kita belajar menemukan sendiri solusi terbaik dan atasi masalah dengan solusi bukan dengan masalah lagi. Insya Allah, kesederhanaan itu bisa melahirkan kedamaian dan kebahagiaan.