Tutug oncom (nasi TO) mungkin hanya makanan biasa sebagai menu sarapan atau pengganjal perut di saat-saat tertentu. Namun bagi saya, nasi TO yang berbahan dasar nasi dicampur bumbu ulek yang terbuat dari garam, bawang merah yang dibakar, cabai rawit, kencur dan oncom bakar ini memiliki arti khusus karena akan selalu mengingatkan saya kepada sosok Ibu yang sudah lebih dari 100 hari berpulang ke hadirat-Nya. Makanan sederhana itu memang sering Ibu hidangkan sebagai menu sarapan pagi, bersama bakwan goreng, sambal dua, kerupuk, dan secangkir air gula aren atau susu.
Setiap habis check up, Ibu selalu menyempatkan diri membeli oncom untuk penganan, sambal dan nasi TO, bahkan beberapa hari menjelang kepergiannya, Ibu masih sempat membuatkanku makanan kampung yang memang kusukai. Semangkuk sambal oncom, comro dan sepiring nasi TO untuk sarapan. Bukan tanpa alasan makanan serba oncom ini sering hadir dalam menu makan keluarga. Selain memang salah satu jenis makanan favorit keluarga, sejak mengalami sakit yang cukup parah dan menahun, nasi tutug oncom menjadi pilihan makanan yang bisa dikatakan “menterapi”nya. Beberapa tahun terakhir, Ibu memang harus berpuasa untuk makanan berlemak, bersantan, makanan yang digoreng, sayur dan buah pun harus pilih-pilih agar tidak menimbulkan efek buruk bagi kesehatannya. Terlepas dari semua itu, Ibu tetaplah Ibu yang jarang sekali mengeluh tentang rasa sakit yang dideritanya, selalu berusaha menyiapkan sarapan dalam kondisi selemah apapun.
Bagiku, ada arti khusus yang lebih dari sekedar kenangan tentang Ibu setiap kali menyantap nasi TO sepeninggalnya. Ada ketulusan dan pengabdian seorang Ibu dalam makanan sederhana itu. Ada kenikmatan yang berbeda antara nasi TO buatan Ibu dengan nasi TO yang dihidangkan orang lain sekalipun bumbunya sama. Ada rasa kehilangan yang teramat dalam akan sosok Ibu setiap kali nasi TO dihidangkan. Ada kejujuran yang harus diakui bahwa saya dan keluarga ternyata sangat membutuhkannya tidak hanya sekedar untuk menyiapkan sarapan, tetapi sebagai figur Ibu yang memberi, mengerti, memahami, memotivasi, mendoakan, membagi perhatian dan kasih sayangnnya untuk kebahagiaan keluarga, juga sebagai sahabat untuk berbagi suka lara.
Sering terbersit penyesalan dan rasa berdosa setiap kali mengabaikan nasi TO yang dihidangkannya karena harus buru-buru berangkat. Betapa beliau merasa tidak dihargai bahkan sakit hati ketika makanan yang dibuatnya sepenuh hati meski dengan menahan sakit tidak sedikitpun kusantap dengan alasan takut terlambat atau malas sarapan, meskipun hal itu tak pernah dikeluhkannya, tak membuatnya marah. Beruntung masih sempat kubantu merawat Ibu beberapa bulan menjelang kepergiannya. Masih sempat kunikmati nasi TO yang dibuatkannya untuk terakhir kalinya. Masih sempat melihat raut bahagianya karena bisa berpuasa Ramadlan (meski tidak sebulan penuh) dan merayakan Idul Fitri. Masih sempat shalat subuh bersama dan menyuapinya di Jumat pagi sebelum kepergiannya beberapa jam kemudian.
Kini, sepeninggalnya, nasi TO menjadi makanan spesial yang senantiasa kukangeni karena beberapa kali mencoba nasi TO yang dijual orang, rasanya tak senikmat buatan Ibu. Menjadi sebentuk alarm yang mengingatkanku untuk selalu mendoakannya. Sesederhana apapun makanannya jika dibuat dengan penuh cinta dan ketulusan, akan lebih terasa nikmatnya. Sesederhana apapun sosok dan kepribadiannya, Ibu tetaplah Ibu yang hebat bagiku. Ibu yang selalu kusayangi, kurindukan dan tak tergantikan. Bahkan hingga hari ini, kurasakan Ibu masih ada, tengah mentasbihkan rasa sakit dalam doa-doa panjang, berbalut mukena melantunkan ayat-ayat suci seraya terbaring lemah. Ketika menengok kamarnya, pembaringan itu kosong. Tak ada lagi sepiring nasi TO di meja makan, dan tak ada seruan kasihnya menyuruh kami sarapan, barulah tersadar bahwa Ibu sudah benar-benar pergi ke kehidupan abadi. Di sepiring nasi TO ada cinta Ibu yang luar biasa.
Artikel Bagus, Semoga Ibu diterima di sisiNya.
iklannya td sudah sy klik lho. hehehe,
Jika ada waktu silahkan berkunjung ke tempat kami. Salam…..
ay lope tutug onchom, apalagi yanng dari ciwidey beuuugh mantap!
ibu hebat punya web …………..
marhaban ya ramadhan……….
by : alfa