Di masa sekarang, bercerita atau mendongeng memang merupakan hal yang jarang dilakukan. Peran dan fungsinya sudah banyak tergantikan oleh tayangan televisi dan bermain game di komputer. Zaman memang dinamis, meski tidak selalu menimbulkan dampak yang harmonis. Terlepas dari semua itu, cerita atau dongeng memiliki kekuatan, fungsi dan manfaat sebagai media komunikasi, sekaligus metode dalam membangun kepribadian anak. Cara bercerita atau mendongeng merupakan unsur yang membuat dongeng atau cerita itu menarik dan disukai anak-anak. Hal ini mengingatkan saya akan pengalaman saya sendiri di masa kecil, saya begitu menyukai dongeng, cerita, dan mengagumi seorang tokoh pendongeng Tatar Sunda, Uwa Kepoh.
Beberapa waktu lalu, saya menyaksikan sebuah tayangan budaya di salah satu saluran televisi lokal berbahasa Sunda. Dalam tayangan itu, saya menyaksikan seorang tokoh Pendongeng yang pandai ngawih dan ngabodor, Uwa Kepoh. Bodor (humor) segarnya dan suaranya yang khas membuat saya teringat kembali masa kecil saya dulu. Hampir setiap sore tak pernah ketinggalan mendengarkan acara Dongeng Sunda ti Uwa Kepoh di salah satu saluran radio lokal di kota kelahiran saya. Mendengarkan Uwa Kepoh bercerita dengan berbagai judul dongeng membuat imajinasi kekanakan saya berkembang, sehingga seringkali saya membayangkan jadi tokoh tertentu dalam dongeng itu dan menuturkan kembali dongeng itu kepada teman yang kebetulan tidak sempat mendengarnya. Memasuki usia SD saya mulai rajin menulis cerpen atau puisi berkaitan dengan kejadian yang saya alami sehari-hari, tentunya versi anak kecil saat itu. Dongeng dan banyak cerita di buku-buku yang diceritakan kembali oleh Ayah, Ibu juga kakak-kakak saya, ternyata berpengaruh besar terhadap kebiasaan saya menulis hingga saat ini. Alhamdulillah.
Sebuah cerita atau dongeng anak umumnya menyajikan alur dan tutur bahasa yang ringan dan menyenangkan, sehingga mudah dipahami anak. Gaya bercerita, intonasi, ekspresi dan pelafalan yang jelas merupakan bagian penting dalam bercerita yang dapat memudahkan penyerapan dan pemahaman anak akan nilai yang terkandung dalam cerita atau dongeng tersebut, serta berkembangnya imajinasi anak. Efek fun dan learning yang terkandung dalam sebuah cerita atau dongeng merupakan energi, gambaran kekuatan sebuah cerita. Di samping itu, cara bercerita kita sebagai orang tua tentu lebih mengentalkan efek tersebut agar lebih disukai anak-anak. Bagaimana kita bercerita dan kekuatan apa yang terkandung dalam sebuah cerita hinga bisa memberikan manfaat bagi kepribadian anak?
Berikut ini ada beberapa teknik atau cara bercerita yang bisa menjadi pengetahuan dasar kita bercerita atau mendongeng kepada anak-anak kita.
- Banyak membaca dari buku-buku cerita atau dongeng yang benar-benar sesuai untuk anak-anak, serta banyak membaca dari pengalaman atau kejadian sehari-hari yang pantas diberikan kepada anak-anak. Banyak membaca akan memperkaya “bank” cerita kita, sehingga cerita yang kita bacakan lebih variatif dan tidak membuat anak bosan.
- Biasakan untuk ngobrol dengan anak karena dengan mengobrol kita bisa mengetahui dan memahami gaya bahasa anak kita, istilah yang dia gunakan, serta sejauh mana pemahamannya akan sesuatu. Dengan menaggapai obrolannya, ceritanya, pembicaraannya, kita jadi lebih paham apa yang ia sukai dan ia tidak sukai, sehingga memudahkan kita bercerita kepadanya. Kemauan mendengar merupakan realisasi dari cinta dan kasih sayang kita kepadanya.
- Berikan penekanan pada dialog atau kalimat tertentu dalam cerita yang kita bacakan atau kita tuturkan, kemudian lihat reaksi anak. Ini untuk mengetahui apakah cerita kita menarik hatinya atau tidak, sehingga kita bisa melanjutkannya atau menggantinya dengan cerita yang lain.
- Ekspresikan ungkapan emosi dalam cerita, seperti marah, sakit, terkejut, bahagia, gembira atau sedih agar anak mengenal dan memahami bentuk-bentuk emosi. Bila perlu sertakan benda-benda tambahan seperti boneka, bunga atau benda lain yang tidak membahayakan.
- Berceritalah pada waktu yang tepat, yaitu di waktu anak kita bisa mendengarkan dengan baik, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam cerita bisa diserap dengan baik.
Cara bercerita atau mendongeng erat kaitannya dengan kekuatan sebuah cerita dalam membangun kepribadian anak. Ada beberapa unsur cerita yang menjadi kekuatan cerita tersebut. Kekuatan ini berkaitan dengan isi pesan dan sifat cerita atau dongeng, serta dampak yang ditimbulkannya, yaitu :
- Sarat nuansa hiburan yang mendidik dan keratif bagi anak-anak, sehingga anak merasa senang dan terhibur.
- Mengandung pesan moral yang dalam dan komprehensif, sehingga cerita bisa dijadikan cara mendidik yang tanpa disadari anak.
- Adanya interaksi langsung antara anak dengan orangtuanya, sehingga dapat mempererat ikatan batin dan menjalin komunikasi yang baik dengan anak. Hal ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak menjelang dewasa.
- Sebuah cerita biasanya membuat penasaran, sehingga merangsang rasa ingin tahu anak akan kelanjutannya dan akhir ceritanya.
- Dongeng atau cerita merupakan aktivitas rileks yang memang memiliki potensi konstruktif untuk mendukung tumbuhkembangnya mental dan kepribadian anak, bahkan memberikan efek menidurkan anak.
- Membentuk visualisasi anak dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut, sehingga dalam bisa melatih kreativitas anak.
Kekuatan cerita harus didukung dengan kemampuan dan cara kita bercerita, serta jenis cerita yang kita pilih, sehingga bisa bermanfaat dalam membangun mental dan kepribadian anak. Sejatinya, ada makna di balik setiap cerita. (Nia Hidayati)
Salam syukron atas artikelnya boleh saya copy ya?Subhanallah luarbiasa bisa jd referensi.
Alhamdulillah, akhirnya ada panduan sebaik ini untuk bercerita.