Oleh: Nia Hidayati
Siang ini panas terik. Tiara mengayuh sepedanya perlahan-lahan karena lelah kepanasan. Jarak sekolah dengan rumahnya memang tidak terlalu jauh, tetapi kalau hari panas, Tiara sering kelelahan. Tiara menyeka mukanya dengan saputangan sambil bertepi. Baju seragamnya basah oleh keringat.
Di bawah pohon akasia yang rindang dia berteduh sambil mengipasi badannya dengan buku tulis tipis. Sesekali dia lambaikan tangan mungilnya kepada teman-temannya yang naik sepeda melewatinya.“Duh, gerah sekali, haus lagi. Apa mereka tidak kepanasan ya.” gumamnya sambil mengeluarkan sebotol kecil air dari dalam tasnya. Saat akan meneguk air, matanya tiba-tiba menangkap sesuatu. Ia melihat seorang kakek yang sedang menarik gerobak sampah. Kakek itu berhenti dan duduk di bawah pohon dekat Tiara. Dia tampak kepanasan dan kehausan. Dibukanya topi lusuh yang sudah robek di bagian kepalanya untuk mengipasi badannya. Keringat bercucuran, membasahi mukanya yang keriput.